This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 26 Agustus 2012

Puasa 6 Hari dibulan Syawal

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, p
uasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)

Puasa Seperti Setahun Penuh

Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”

Dilakukan Setelah Iedul Fithri

Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, “Ini adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)

Apakah Harus Berurutan ?

Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”. Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.

Mendahulukan Puasa Qodho’

Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.

Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Wallohu a’lam bish showab.
 
sumber: www.facebook.com/pages/Allah-SWT-Tuhanku-Muhammad-SAW-Nabiku-Al-Quran-Kitabku-Islam-Agamaku/168452869908378

Tips Menjaga Shalat Shubuh

Kta semua tahu Shalat adalah kewajiban kita semua bagi umat muslim Subuh,Zuhur,Ashar,Maghrib,Isya. Namun kita sering lalai apa yang telah menjadi kewajiban kita ini,Allah HANYA meminta kita Shalat 5 kali dalam sehari,anggap saja dalam satu kali shalat itu 5-7 menit Allah telah memberikan kita waktu 24 jam sehari yang dalam 24 jam itu kita harus bekerja,shalat,istirahat, dan tidur. dan kita shalat 5 kali dalam sehari 5 menit x 5 waktu itu tidak sampai 30 menit. Allah meminta kita minimal meluangkan waktu 30 menit setiap harinya untuk shalat. Namun kita senantiasa terbuai akan indahnya dunia yang bersifat sementara. Subuh kesiangan,Zuhur sibuk bekerja,Ashar kelewatan,Maghrib kecape'an, dan Isya ketiduran, berikut tips menjaga shalat subuh:

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :

Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
Carilah kawan yang baik (shalih)
Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw

(tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga
 
sumber:  www.facebook.com/pages/Allah-SWT-Tuhanku-Muhammad-SAW-Nabiku-Al-Quran-Kitabku-Islam-Agamaku/168452869908378

curhat seorang ibu

Saudaraku,
Tolong jangan kotak-kotakkan kami dengan istilahmu ; ibu bekerja dan ibu rumah tangga.

Kami sama seorang ibu.
Kami sama sangat mencintai anak-anak kami.
Kami sama mencurahkan segala perhatian kepada keluarga kami.

Apa kau kira istilahmu tidak menyakiti kami?

Jika sebagian dari kami dengan rela keluar rumah, menyisingkan lengan baju, menghadapi topan badai dengan dada penuh rasa cinta pada anak dan keluarga kami, dan
Jika sebagian dari kami mencurahkan seluruh waktu sampai tak punya waktu untuk memikirkan
diri kami sendiri demi memastikan segalanya berjalan baik di dalam rumah kami.

Apa kau kira istilahmu tidak menyakiti kami?

Jika sebagian dari kami memeras air susu kami dan terpaksa meninggalkannya dalam
botol-botol demi anak-anak kami, dan
Jika sebagian dari kami dengan rela menunggui anak-anak kami menghisap air susu kami , melupakan keinginan sekedar berjalan keluar rumah ataupun sekedar bermimpi..

Apa kau kira kami tidak sama mulianya?

Jika di pagi buta kami sama-sama bangun menyiapkan segalanya demi keluarga kami.
Sebagian dari kami dengah segala doa akan keluar rumah menjemput rizki, dan
Sebagian dari kami memutuskan tetap tinggal untuk membangun benteng, memanjatkan segala doa
agar keluarga kami senantiasa dibukakan pintu-pintu rizki.

Saudaraku,

Kamu tidak tau rasanya betapa sedihnya sebagian dari kami berharap bisa memeluk keluarga kami dari kejauhan saat tau salah satu dari mereka ada yang sakit atau terluka,
dan
Kamu juga tidak tau rasanya jika sebagian dari kami kadang merasa sangat tidak dihargai
dan orang disekitar kami menganggap biasa walau seluruh waktu dan hidup kami curahkan untuk selalu ada di dalam rumah dan dekat dengan keluarga kami.

Saudaraku,

Jangan kau buat kami iri satu sama lain.

Jangan kau buat kami merasa lebih hebat satu sama lain.

Kami sama hebatnya.

Kami sama mulianya.

Seluruh hidup kami penuh dengan doa dan cinta.







sumber: www.facebook.com/pages/Allah-SWT-Tuhanku-Muhammad-SAW-Nabiku-Al-Quran-Kitabku-Islam-Agamaku/168452869908378